27 Okt 2016

Pemuda... Ingatkah Tentang Hari Sumpah Pemuda.??


Peristiwa sejarah Soempah Pemoeda atau Sumpah Pemuda merupakan suatu pengakuan dari Pemuda-Pemudi Indonesia yang mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa. Sumpah Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 hasil rumusan dari Kerapatan Pemoeda-Pemoedi atau Kongres Pemuda II Indonesia yang hingga kini setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda.

Sejak dahulu bangsa ini selalu di anugerahi oleh pemuda-pemuda yang memiliki ambisi dan semangat melakukan perubahan. Baik secara revolusi maupun reformasi, semangat itu terus berkobar hingga saat ini. Hal tersebut terbukti dari beragam gerakan yang tidak pernah berhenti di seluruh penjuru Indonesia.

Sebagai pemuda Indonesia generasi penerus bangsa, generasi yang menentukan masa depan bangsa, sudah seharusnya kita tetap menjaga persatuan bangsa dan mengembalikan kembali semangat persatuan bangsa, semangat nasionalisme yang mulai luntur terbawa arus globalisasi, semangat perubahan yang dapat merubah dunia lewat gerakan kecil namun masiv dan serentak. Sebab, tantangan pemuda saat ini jauh lebih berat dari generasi sebelumnya, karena tidak hanya berperang melawan ketidak adilan rezim pemerintah saja, melainkan juga kita saat ini sedang berperang dalam melawan arus globalisasi yang tinggi.

Ditengah hiruk pikuknya nuasa politik daerah, pemuda sepatutnya memainkan peranan sebagai generasi “sang Pencerah”. Dimana setiap individu dan kelompok berbicara tentang kepentingan pribadi dengan meneriaki atas nama kerakyatan. Pemuda sebagai kaum terpelajar dan terdidik harus mampu menjadi penengah atau paling tidak sebagai agent of change untuk percerdasan politik terhadap anak bangsa yang hari ini sedang degradasi persaudara dan persatuan. Bangsa kita sedang mengalami berbagai polemik kehidupan, baik kemiskinan, pangangguran, degradasi moral kaum terpelajar bahkan sampai kepada terjerumusnya pemuda kepada politik tanpa “mata”.

Semangat idealisme pemuda mampu menjadikan sebagai patokan bagaimana pemuda mampu menjadi generasi perubahan, sehingga saya teringat dengan kata-kata salah seorang senior “Masa muda kita tidak idealisme itu kurang ajar, akan tetapi masa tua kita masih idealisme itu lebih kurang ajar”, kata-kata ini mengisyaratkan bahwa semangat idealisme pemuda tidak diragukan lagi. Dengan semangat idealisme itulah pemuda punya sikap konsisten dan berani mengatakan kebenaran dimana saat ini kemunafikan dengan menampakkan “topeng” kesucian.

Aceh Barat Daya mempunyai lebih dari 5.000 pemuda sarjana dengan berbagai disiplin ilmu yang berbeda, seharusnya dengan sumber daya pemuda yang begitu besar, Aceh Barat Daya seharusnya sudah mampu menjadi salah satu kabupaten yang punya kemajuan luar biasa. Sebagaimana Presiden Soekarno pernah mengatakan “jangan berikan aku seratus orang tua karena itu hanya mampu mencabut semeru, tapi berikanlah aku sepuluh pemuda, maka akan ku goncang kan dunia”. Begitu besarnya kekuatan pemuda, jika pada masa Bung Karno dengan sepuluh pemuda mampu mengoncangkan dunia, seharusnya masa sekarang dengan jumlah pemuda lebih dari 5000 seharunya dunia bertekuk lutut dihadapan pemuda.

Namun, sekarang ini pemuda mengalami depresi dan kegalauan yang tak menentu, kita dimabukan dengan pengaruh era globalisasi, dimana globalisasi sudah mampu melindas kaum muda dengan berbagai style dan fashionable yang berlebihan. Pemuda dimabukan dengan media social yang dijadikan teman alam mimpi, diskusi-diskusi kepemudaan sudah jarang penikmatnya. Konon lagi, berbicara tentang entrepreneurship yang seharusnya pemuda menjadi pelopor pembangunan bangsa. Dimana dengan entrepreneurship ini pemuda – pemuda Aceh Barat Daya mampu berkarya dan berinovasi, yang akhirnya mampu mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan.

Dengan semangat sumpah pemuda pada 28 November 2016 ini, para pemuda mampu memainkan peranannya untuk menjadi pelopor dan garda depan pembangunan bangsa. Pemuda diharapkan mampu menjadi solusi atas derita rakyat selama ini, bukan menambah derita rakyat dengan lahirnya sarjana – sarjana muda yang hanya mampu menggantungkan harapannya kepada kemampuan pemerintah. Namun bagaimana peran pemuda menjadi solusi atas dilema yang dihadapi oleh pemerintah saat ini. Tentu semua ini mampu dilakukan jika pemuda – pemuda Aceh Barat Daya bersatu dalam persatuan untuk menciptakan lapangan kerja bagi generasi selanjutnya.

Tentunya, dalam tulisan singkat saya ini, saya sangat menyadari masih banyak hal yang belum termuat kedalam tulisan ini, bahkan belum mendekati substansi yang seperti adanya. Namun, dihari yang bersejarah bagi generasi muda, saya sudah berusaha semampu saya untuk mencurahkan kegelisahan saya tentang masa depan bangsa. Agar nantinya para pemuda – pemuda Aceh Barat Daya menjadi generasi perubahan kearah pembangunan bangsa kearah yang lebih baik.

Yakinkan Dengan Iman
Usahakan Dengan Ilmu
Sampaikan Dengan Amal