11 Jul 2015

Kondisi Nasional dan Wajah Indonesia Saat Ini

Kondisi Indonesia sekarang ini benar-benar merupakan suatu drama yg rada sulit melihat bagaimana hasil akhirnya. Apakah badai-badai yang terjadi saat ini akan membuat Indonesia lebih kuat dan mandiri atau sebaliknya.

          Saat ini banyak sekali kita baca di media-media yangg terang-terangan menghantam dan mengkritik habis-habisan pemerintahan presiden Jokowi mulai dari BBM dari 6500 ke 8500 (sudah turun lagi sekarang 6900) lalu masalah Budi Gunawan (yang sudah dibatalkan presiden), perseteruan KPK-Polri yang sampai sekarang belum terlihat signifikan perbaikannya, kenaikan Dollar yg menyentuh 13 ribuan (walaupun sebenarnya negara-negara lain pun mengalami pelemahan yang kuat juga), lalu kebijakan-kebijakan baru mengenai pajak jalan tol dan materai.

          Hal-hal negatif ini benar-benar dibuat sedemikian rupa menutupi hal-hal positif yang sudah dibuat seperti misalnya pengurangan nilai impor sampai 15%, defisit anggaran yang berhasil ditekan dalam 3 bulan terakhir, kebijakan-kebijakan baru mengenai pajak dan sebagainya untuk menarik para investor lokal dan asing. Penghilangan subsidi premium terlihat sangat terasa meringankan defisit anggaran kita dan sangat baik untuk jangka panjangnya.

          Pemerintah sekarang memang modelnya sangat berbeda dibanding pemerintahan sebelumnya. Contoh masalah beras yg sempat naik terus. Sebelumnya pemerintah selain operasi pasar juga membuka keran impor beras untuk meredam harga beras. Pemerintah sekatang kekeh tidak mau membuka keran impor karena stok beras Indonesia sangat banyak dan panen boleh dibilang tdk ada yg gagal. Jadi secara hukum ekonomi apa yang menyebabkan harga beras naik padahal stok berlimpah? Terihat permainan mafia beras yg begitu hebat sebelum – belumnya dalam menentukan harga berusaha di minimalisir & dihilangkan kekuatannya oleh pemerintah.

          Untuk impor BBM pun sekarang PERTAMINA yang langsung membeli kepada produsen sehingga harga beli yang didapat benar-benar real setelah dipotong ongkos kirimnya. Sebelumnya Pertamina selalu menggunakan jasa broker Petral Ltd utk membeli minyak. Gosipnya sih selain harga belinya dinaikin oleh Petral jg ada fee broker 0,30-0,40 sen USD/barrel. Belum lagi PERTAMINA berusaha menggenjot pengiriman BBM ke daerah-daerah menggunakan kapal-kapal mereka sendiri dan mengurangi peran luar untuk menghemat biaya. Sistem PERTAMINA sekarang benar-benar mengefisienkan dan mengefektifkan internal mereka didalam menjalankan tugasnya. Suatu hal yang mgkn sulit ditemui sebelumnya. Tidak bisa dibayangkan uang PERTAMINA & negara habis kemana jaman dulu. 

          Projek Tol laut yang merupakan salah satu andalan Presiden Jokowi sudah mulai dijalankan. Investor-investor sudah mulai berdatangan untuk menawarkan “jasa”nya mulai dari Tiongkok, Jepang, Korea dan negara-negara Eropa-Amerika. Pemerintah bertekad membangun pelabuhan2 baru di berbagai daerah yg akan menopang pembangunan ekonomi di daerah dan sekitarnya tersebut. Ini projek jangka panjang, gak bisa di minta langsung jadi < 1 thn. Saya sempat baca ada orang yang menulis proyek jalan tol cuma bualan karena belum juga terjadi dlm 5 bulan. Apakah orang tersebut tidak berwawasan atau cuma sekedar mencari sensasi?

          Ketika krismon 98 lalu krisis 2008 (krisis mortgage di USA) dan 2011 (krisis finansial eropa) Rupiah pun mengalami pelemahan yg cukup signifikan. 1998 nilai tukar rupiah terhadap USD dari 2000an melesat hingga sempat ke 17ribu. 2008, rupiah dari 9000an sempat anjlok ke 12ribuan. 2011 rupiah yang sudah membaik ke 9000an jg anjlok lg ke level 11ribuan dan belum turun lagi sampai sekarang. Ketika Presiden Jokowi dilantik, Dollar sdh berada di level 12ribuan dan di saat bersamaan di seluruh dunia mata uang asia-eropa jg melemah thd USD. Sekedar informasi Ringgit Malaysia pun saat ini mengalami anjlok thd USD yg terburuk sejak krismon 98, Euro anjlok terendah dlm 10 thn, Rubel rusia sampai anjlok > 30%. Pemerintah bersama Bank Indonesia tidak mau terlalu banyak intervensi untuk meredam rupiah karena akan berimbas pada stok devisa Indonesia dan sifatnya pun sementara saja. Salah satu usaha pemerintah meredam gejolak Dollar ini adalah menggenjot investasi di Indonesia sehingga devisa negara akan lebih banyak lagi bertambah.

          Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terlihat cukup baik kenaikannya dan sudah menyentuh rekor tertinggi di angka 5500an bbrp waktu lalu. Biasanya bila Rupiah melemah tajam IHSG akan ikut melemah tapi kondisi sekarang berbeda. Walaupun rupiah melemah IHSG tetap melanjutkan kenaikannya. Trend kenaikan IHSG juga terlihat pada bursa2 dunia lainnya (kecuali Rusia). Indikator ini menunjukkan investor2 yg tetap berada di IHSG. Berdasarkan ini terlihat investor masih optimis terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.

          Kalau yang saya pantau, terlihat adanya usaha-usaha keras yang dilakukan oleh pemerintah di dalam menghadapi persoalan-persoalan diatas. Persoalan-persoalan diatas sebenarnya boleh dibilang masalah “kambuhan” yang belum bisa di selesaikan secara tuntas oleh pemerintahan sebelumnya.

          Terlepas dari itu semua, saya juga menyoroti peran DPR saat ini. Berdasarkan website resmi DPR, tugas dan wewenang DPR salah satunya adalah Menyerap, menghimpun, menampung dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat. Melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang ditentukan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan undang-undang.

          Dengan kata lain, DPR jg berfungsi sebagai penyeimbang dan pengkoreksi pemerintah saat ini. Bila dirasa ada kebijakan2 pemerintah dianggap banyak kalangan tidak pro rakyat serta dirasa urgent maka badan legislatif sebaiknya bertindak dengan cepat memanggil pihak terkait dan mendiskusikan kebijakan-kebijakan tersebut dan dicari solusinya bila memang benar dinilai tidak pro rakyat untuk menghindari gejolak-gejolak sosial di kalangan di luar sistem dan mencegah adanya pihak-pihak tertentu yang berusaha menimbulkan kekacauan memanfaatkan situasi yg ada.

          Ketika premium dinaikkan dari 6500 ke 8500, banyak anggota DPR yang berlomba-lomba protes dan sebagainya terhadap kebijakan Pemerintah ini. Malah akan menjalankan hak interplasi kepada Presiden yang akhirnya menguap begitu saja. Masalah Budi Gunawan, ketika ditetapkan tersangka oleh KPK tetap saja fit & proper test dijalankan dan disetujui untuk jadi Kapolri. Padahal masyarakat sudah bergejolak luar biasa. Akhirnya Presiden membatalkan pencalonan BG. Saya sempat dengar ada anggota DPR yang bilang presiden melanggar konstitusi karena pembatalan ini.

          Keadaan rupiah yang terus melemah seolah-olah hanya beban Presiden dan pemerintahannya saja. Saya belum dapat bacaan atau opini dari anggota2 DPR yang terhormat solusi atau usulan-usulan positif untuk meredam gejolak rupiah. Lalu masalah pajak tol dan sebagainya juga meresahkan masyarakat (padahal belum tentu jangka panjangnya ini jadi bermasalah). Seharusnya DPR pun juga ikut membantu mencarikan solusi apabila ada masalah sepert ini? karena masyarakat banyak yang mengumpat karena masalah-masalah ini dan DPR terkesan diam aja terhadap aspirasi masyarakat ini. DPR tetap saja masih reses terhadap masalah-masalah yang muncul sekarang ini.

          Saya sih harapannya agar Pemerintah dan Parlemen (DPR) bekerja sama menuntaskan permasalahan-permasalahan yang timbul di masyarakat. Kemudian memberikan edukasi dan pengarahan yang tepat kepada masyarakat. Presiden dan pemerintah jangan dibiarkan sendirian dalam bekerja, mereka perlu dibantu diberikan masukan-masukan yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Siapa yang paling dekat dengan presiden? sudah tentu DPR lah. Jangan hanya dicari-cari kesalahannya presiden/pemerintah saja baru bersuara anggota-anggota DPR yang terhormat tersebut. Tetapi ketika ada permasalahan seperti Dollar atau Pajak tol atau materai dan sebagainya ini, DPR selayaknya ikut bersuara memberikan solusi. Kebanyakan yg terlihat sekarang kenyataannya pihak legislatif tesebut baru bertindak cepat bila ada hal-hal yang menyerang koalisi atau partainya sendiri.

          Saya masih optimis Indonesia tetap akan lebih baik. Krismon dan tragedi 1998 yg benar-benar mengancam integritas dan keutuhan Indonesia berhasil kok dilewatin. Kita doakan yang terbaik. Karena kalau kita cuma koar-koar saja seperti share berita negatif tanpa bisa memberikan solusi ya percuma saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar