24 Jul 2015

ACEH BERSIMBAH DARAH; Mengungkap Penerapan Status Daerah Operasi Militer (DOM) di Aceh 1989-1998

Sebuah Negara yang mengklaim dirinya penuh ramah-tamah dan berbudi pekerti luhur, nyatanya bias berubah menjadi monster-monster maut pembawa petaka. Dengan kuasa Allah-lah kejahatan kemanusiaan yang lama terpendam akhirnya terkuak juga. Dengan jatuhnya Soeharto dari kursi kekuasaan yang sudah dinikmatinya selama 32 tahun, maka sedikit demi sedikit segala kepalsuan dan kebohongan yang selama ini ditutupinya tercium juga. DOM di Aceh adalah salah satu kreasi dari hasil kerja kolektif antara kesewenang-wenangan penguasa dengan pengkhianatan dari segelintir kaum pengkhianat Aceh sendiri, sehingga ribuan nyawa Muslim Aceh ‘terpaksa’ atau ‘dipaksa’ menjadi syuhada. Tidak hanya di Aceh, nyawa-nyawa umat Islam di bumi kita ini, yang justru mayoritas Muslim, memang di hargai terlalu murah. Aceh punya ‘teman’ senasib seperti di Tanjung Priok, Lampung, Haur Koneng, Sampang dan sebagainya. Semua hanya diperlukan sebagai tumbal kesewenangan para penguasa yang haus darah. Ironisnya jika yang menjadi korban ummat Islam justru media massa yang berat mengungkapkannya. Bahkan LSM-LSM yang amat rajin bernyanyi, seolah-olah ikut membisu. Sungguh, suatu ketidakadilan yang kasat mata. Buku edisi revisi ini, dibuat untuk melengkapi dan menyempurnakan kekurangan dan kesalahan yang ada pada cetakan pertama. Insya Allah pembaca akan dipuaskan dengan gaya penuturan yang memuaskan dahaga kita dari kerja para penulis ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar