B U S T A M I
K A B I D P A O
HmI Cab. Blangpidie
Kaum intelektual pemuda, pelajar dan mahasiswa merupakan harapan terjadinya kebangkitan umat. Setiap kebangkitan, pemuda adalah rahasia kekuatannya. Mahasiswa, menurut Jalaluddin Rakhmat dalam bukunya Perubahan Sosial, adalah satu-satunya pengemban amanah yang paling efisien didunia. Kenapa demikian? Sebab, mahasiswa memiliki idealisme tinggi, semangat merealisasikan tujuan perjuangan serta punya kesiapan dan pengorbanan untuk mewujudkannya. Jika semua ini melekat dalam seorang mahasiswa, dialah mahasiswa sejati.
Perlu
diingat, walau mereka aktif dalam dunia pergerakan mahasiswa, dalam perkuliahan
mereka benar-benar mendapatkan ilmu sesuai bidangnya. Namun, ilmu yang
dipelajari tersebut bukan hanya ditujukan untuk mendapat nilai dan IPK besar. Sekitar
tahun 80-an. Setelah puluhan tahun Indonesia merdeka, aktivitas politik dalam
negeri dibungkam habis oleh rezim. Tak terkecuali mahasiswa. Gejolak semangat
mahasiswa terpenjara oleh aturan dan kebijakan penguasa. Alhasil, gerakan
underground dipilih mahasiswa sebagai jalan terakhir merentas perubahan.
Kini, dunia mahasiswa juga dipenuhi realita yang
buruk sekali. Mahasiswa yang sebenarnya kritis dipaksa ‘tidur’. Mahasiswa yang
tahu betul dengan kebobrokan rezim dan sistem negeri ini dipenjarakan dengan
berbagai kebijakan dan kebijakan dari pihak kampus tempat mereka kuliah.
Mahasiswa sekarang hanya mementingkan dirinya tanpa melihat kondisi masyarakat kita
sekarang. Mahasiswa yang paham bahwa Islam satu-satunya ideologi yang wajib
diadopsi negara justru diopinikan dengan label-label negatif. Intinya, segala
kebijakan dibuat agar kebebasan mahasiswa untuk ‘melawan’ lewat kendaraan organisasi-organisasi
tertutup rapat. Semua ini dilakukan karena penguasa sadar bahwa semangat
mahasiswa dapat membahayakan kelanggengan rezim baik pemerintahan maupun kampus
dan sistem yang ada selama ini. Mahasiswa sekarang ‘dipaksa’ untuk menolak
ajakan aksi koreksi atas kebijakan penguasa apalagi jika diajak untuk mengikuti
kegiatan Islam, ‘dipaksa’ untuk tidak melek politik apalagi ngomong politik.
Maka,
sangatlah tepat jika berdakwah menjadi satu-satunya pilihan. Yang dilakukan
bukan untuk mengisi waktu kosong. Tapi dilakukan karena mengerti bahwa solusi
terbaik menyelesaikan kondisi mahasiswa sekarang hanyalah dengan melakukan
gerakan ‘dakwah kampus’ Mengapa harus diperbaiki ? Sebab, posisi mahasiswa
menjadi potensi terpendam dalam merespon setiap perkembangan yang berkaitan
dengan kemaslahatan umat. Dalam kilasan sejarah, baik pada scope nasional,
regional dan internasional urgensi dan daya dobrak yang luar biasa dari
mahasiswa sudah menjadi bukti yang cukup membuat orang-orang yang meremehkan
potensi mahasiswa akan berpikir beberapa kali sebelum melakukan tindakan
konfrontasi dengan mereka. Segala perubahan hanya terjadi lewat tangan-tangan
mahasiswa ! Terlepas dari fakta sejarah diatas, setiap generasi menuntut peran
yang berbeda dari mahasiswa. Setiap masa ada pejuang dan pemenangnya
masing-masing. Setiap era dengan berbagai realitanya akan membagi kelompok
mahasiswa, menjadi biasa atau mahasiswa luar biasa. Setiap zaman akan ada
pembagian, menjadi pemain ataukah penonton. Menjadi aktivis dakwah kampus atau
objek dakwah kampus ? Sungguh, mereka adalah anak zaman yang senantiasa mampu
menyesuaikan peran yang harus diembannya, bahkan peran yang sulit sekalipun.
Wallohu A'lam Bishowab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar