Potret historis intelektual muda mahasiswa memainkan peranan yang sangat signifikan dalam kancah perjuangan bangsa Indonesia baik ketika fase perjuangan, tantangan, pergolakan, azas tunggal pancasila sampai fase reformasi ketika menumbang masa orde baru. Mahasiswa sebagai intelektual muda dan agen sosial yang memberi kontribusi terhadap perubahan dalam perjalanan bangsa Indonesia, tidak dapat dipungkiri.
Pemuda
dan mahasiswa sama-sama diidentikkan dengan “agent of change”. atau lebih keren dengan “Guardian of Value” Kata-kata yang penyemangat perjuangan selalunya
menempel dengan erat sekali sebagai identitas para mahasiswa yang juga dikenal
sebagai kaum intelektualitas muda. Dari mahasiswalah ditumpukan besarnya harapan,
harapan untuk perubahan dan pembaharuan dalam berbagai bidang yang ada di
negeri ini. Tugasnyalah melaksanakan dan merealisasikan perubahan positif,
sehingga kemajuan di dalam sebuah negeri bisa tercapai dengan membanggakan.
Peran
sentral perjuanganya sebagai kaum intelektualitas muda memberi secercah sinar
harapan untuk bisa memperbaiki dan memberi perubahan-perubahan positif di
negeri ini. Tidak dipungkiri, bahwa perubahan memang tidak bisa dipisahkan dan
telah menjadi sinkronisasi yang mendarah daging dari tubuh dan jiwa para
mahasiswa. Dari mahasiswa dan pemudalah selaku pewaris peradaban munculnya
berbagai gerakan-gerakan perubahan positif yang luar biasa dalam lembar sejarah
kemajuan sebuah bangsa dan negara. Sejarah telah menorehkan dengan tinta emas,
bahwa pemuda khususnya mahasiswa selalu berperan dalam perubahan di negeri
kita, berbagai peristiwa besar di dunia selalu identik dengan peran mahasiswa
didalamnya.
Berawal
dari gerakan organisasi mahasiswa Indonesia di tahun 1908, Boedi Oetomo sampai
menjamurnya gerakan dan wadah mahasiswa setelah tumbangnya rezim orde baru
tahun 1999 dengan otoriternya. Gerakan mahasiswa yang telah menetapkan
tujuannya yaitu “kemajuan yang selaras buat agama, negeri dan bangsa” ini.
Kampus
dapat dikatakan seperti miniatur sebuah negara. Keanekaragaman suku, budaya dan
ras juga turut serta mewarnai dalam kehidupan kampus. Dengan adanya berbagai
bentuk masyarakat di dalam kampus tersebut, maka perlu adanya peran mahasiswa dalam mengakomodir
kehidupan
didalamnya. Oleh Karena itu,
didalam kampus terdapat berbagai lembaga lembaga kemahasiswaan seperti lembaga
Badan Eksekutif Mahasiswa disingkat menjadi BEM , Dewan Perwakilan Mahasiswa
yang biasa disingkat DPM, Himpunan, Unit Kegiatan Mahasiswa yang disingkat UKM serta
Unit Kegiatan Mahasiswa disingkat dengan UKM dan lain-lain. Setiap kampus
memiliki sistem pemerintahan masing – masing sesuai dengan kebutuhanya.
Diantara
banyak lembaga kemahasiswaan yang terdapat di dalam kampus. Tidak banyak yang
mengetahui lembaga legislatif yang terdapat di dalam kampusnya. Sedangkan yang
mengetahui ,tidak banyak yang mengerti
tugas dan fungsinya. Yang mengerti tidak banyak yang mau masuk kedalam
lembaganya. Karna tugas dan fungsi
lembaga legislatif ditingkat kampus masih belum berjalan dengan baik. Tugas
legislatif dan eksekutif sangatlah berbeda. Seorang yang masuk kedalam lembaga
legislatif harus mengusi program kerja
lembaganya, harus mengawasi jalanya pemerintahan, dan juga harus dapat menjaring
dan memperjuangkan aspirasi- aspirasi mahasiswa.
Menjadi
anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa itu sangat luar biasa, mendampingi dan
mengawasi jalannya Badan Ekseskutif Mahasiswa agar sesuai dengan peraturan –
peraturan seperti AD/ART, GBHK dan Undang-Undang yang berlaku. Menilai kinerja
BEM selama satu tahun kepengurusan. Seorang anggota DPM setingkat dengan ketua
lembaga himpunan dan perhimpunan dalam Kongres atau Musyawarah besar. Lembaga -
lembaga inilah sangat diharapkan oleh “rakyat” kampus mampu membawa dampak
perubahan positif dalam menjawab tantangan dan kebutuhan mahasiswa-mahasiswa
yang sudah memberikan aspirasinya serta mampu membawa nama harum almamater
kampusnya dengan menciptakan berbagai program kreatif, inovatif dan efisien,
sehingga siap bersaing di level lokal, nasional bahkan
internasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar